my designs

Go to 99designs, #1 for Logo Design

Senin, 31 Mei 2010

Belajar Membuat Film

Sebelum kita sibuk memikirkan persiapan perencanaan produksi film pendek, alangkah baiknya jika kita bisa memahami unsur pembentuk film itu sendiri. Jika kita menonton sebuah film, apa yang membuat kita tertarik dengan film tersebut? Apakah pemain, cerita, tema, adegan aksi, visual efek, musik, setting, akting, sudut dan pergerakan kamera, atau lainnya.

Jika kita pernah menonton film perang arahan Steven Spielberg, Saving Private Ryan, kita mungkin bisa tertarik dengan adegan aksi pertempuran seru serta setting yang begitu realistik. teman kita mungkin tertarik dengan tema dan ceritanya yang heroik. Sementara teman kita yang lain mungkin tertarik dengan teknik kameranya, ilustrasi musik, dan sebagainya.

Tanpa kita sadari setiap kali membicarakan film, kita akan selalu bersinggungan dengan unsur-unsur pembentuk film. Sehingga dapat kita katakan bahwa untuk memahami sebuah film, maka tidak akan lepas dari unsur-unsur pembentuk film itu sendiri.

Pemahaman terhadap unsur-unsur pembentuk film tentu akan banyak membantu kita untuk memahami film dengan lebih baik, dan yang pasti jika kita bisa memahami sebuah film, saya yakin kita bisa membuat film yang baik.

Apa saja sih unsur pembentuk film?

Film, secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri.

Bisa kita katakan bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. (Pratista, Himawan. 2009 “memahami Film” Homerian Pustaka, Yogyakarta, hal.01)

Dalam film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Misalnya ada pada cerita yang dibangun, tangga dramatik, konflik, dan yang lainnya. Apakah memakai plot (alur) yang linier, multy plot, atau bahkan struktur tiga babak. Contoh dalam film berbagi suami, sang penulis naskah membuat alur lebih dari satu (multy plot, dan non linier), cerita (alur) yang pertama adalah seorang wanita yang memiliki penyakit AIDS dan ditinggal oleh keluarganya, lalu yang kedua ada wanita cina yang di persunting oleh bosnya yang sudah memiliki seorang istri, dan yang ketiga cerita wanita yang di madu oleh seseorang yang banyak istri. Dalam film ini alur terbagi menjadi tiga atau multy plot, juga dalam penyampaiannya menggunakan alur non linier, artinya alur maju mundur antara cerita yang satu dengan yang lainnya.

Sementara unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yakni, mise-en-scene, sinematografi , editing, dan suara.
mise-en-scene adalah element yang terdapat pada sebuah frame (gambar), baik itu setting, kostum, pengadeganan, maupun penataan cahaya.

Sinematografi (gambar) adalah teknik pengambilan gambar, seperti pergerakan kamera (track, pant, tilt down/up, low/high angle,) maupun pergerakan lensa (zoom in/ out).

Editing adalah penyusunan gambar dari setiap shot untuk dirangkai menjadi satu kesatuan cerita yang utuh. Untuk bisa mencapai gambar yang dramatik maka proses editing harus dilakukan dengan teliti, karena editing adalah jantung dari proses membuat film.

Yang terakhir adalah suara, Suara dalam film dapat kita pahami sebagai seluruh suara yang keluar dari gambar, yakni dialog, musik, dan efek suara. Dapat kita fahami, sebuah suara bisa menimbulkan efek ketegangan yang mendukung dari sebuah gambar, misalnya ketika kita melihat film horror, tanpa efek suara maka film tersebut tidak menimbulkan ketegangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar